Minggu, 01 Maret 2009

Player duel Player


Dalam kenyataan sehari-hari banyak kita jumpai fenomena di kalangan remaja, mulai dari pergaulannya, style baju, style rambut, pola pikirnya sampai kehidupan asmranya. Nah yang bakalan gue kupas tuntas setajam pisau disini adalah kehidupan asmara mereka, itu pun gak keseluruhan tapi tersentral pada satu topic bahasan yaitu Player of Love / Pemain cinta.

Tentang Pemain cinta, pasti bukan hal asing lagi dalam kehidupan cinta remaja. Bahkan istilah pemain cinta sudah lama dikenal sejak bapak-ibu, mama-papa,papi-mami kita remaja. Hanya saja belakangan Pemain cinta sedang marak-maraknya terjadi dan terekspos oleh kalangan umum remaja sekarang yang sifatnya blak-blakan dibanding para remaja zaman orang tua kita.

Langsung masuk topic bahasan, player disini dikategorikan dalam dua macam yaitu player laki-laki yang lebih dikenal dengan istilah playboy dan player perempuan yang lebih dikenal playgirl. Dilihat dari fakta-fakta yang ada, umumnya para player ini baik plyboy maupun playgirl mempunyai kelebihan dari segi fisik, meski terkadang kita jumpai juga beberapa player dengan tampang pas-pasan yang ditunjang dengan kelebihan dari segi materiil dan kepandaian berbicara dan mengambil hati para targetnya. Mengenai kepandaian berbicara dan mengambil hati ini tidak hanya dimiliki para player bertampang pas-pasan tapi umumnya dimiliki sebagian besar para player karena kepandaian berbicara dan merayu termasuk modal utama yang harus mereka miliki selain mengandalkan kelebihan fisik mereka untuk memikat sang target.

Dan sekarang yang bakalan gue paparin adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi player. Faktor penyebab tersebut dibagi dalam dua kategori yaitu factor intern (dari dalam diri si player) dan factor ekstern (dari luar/ lingkungan si player).

Faktor Intern antara lain:
Dalam diri si player memang mempunyai bakat sebagai seorang player. Dalam artian si Player secara sadar menghendaki dirinya untuk menjadi player.
Percaya diri berlebihan dari dalam diri si player.
Dorongan dalam diri untuk mendapat sesuatu yang lebih, dalam artian tidak pernah merasa puas.
Kelebihan fisik yang dimiliki si player ditambah dorongan dalam diri si player untuk menjadi player.
Rasa ingin tau dan mencari suatu tantangan dalam diri si Player. Masa remaja memang identik dengan masa pencarian jati diri sehingga tidak heran apabila seseorang menjadi player karena rasa keingin tauaannya. Di samping itu adanya rasa tertantang dalam diri seseorang untuk menjadi seorang player. Sebagian besar player mengatakan bahwa menjadi seorang player memiliki kesan tersendiri karena diri mereka merasa lebih tertantang menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam rangka menyembunyikan identitas player mereka di hadapan pasangan mereka masing-masing beserta para korbannya dan kemungkinan kalau suatu saat identitas mereka sebagai player terbongkar.

Faktor Ekstern antara lain:

1. Adanya kesempatan.
Maksud disini adalah adanya kesempatan untuk menjadi seorang player dan adanya target korban yang dapat dijadikan sasaran. Dalam hal ini factor yang satu ini mutlak harus ada di samping adanya niat menjadi player. Karena apabila factor ini tidak ada, maka tidaklah mungkin seseorang dapat menjadi player.

2. Kebutuhan akan kasih sayang.
Kurangnya kasih sayang dari lingkungan keluarga si Player. Hal ini bisa saja disebabkan si player berasal dari keluarga broken atau orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan bisa saja karena factor orangtua yang single parent membesarkan dirinya. Namun terkadang kita jumpai hal sebaliknya, beberapa player ada juga yang berasal dari keluarga yang berlimpah kasih sayang. Dalam hal ini biasanya dalam lingkungan keluarganya player biasa dimanjakan berlebihan.

3. Kebutuhan akan materi
Umumnya alasan ini merupakan factor penyebab bagi sebagian besar player perempuan atau playgirl. Meski terkadang juga kita jumpai beberapa laki-laki menjadi player karena materi. Namun presentasenya dibanding dengan para kaum perempuan ternyata lebih banyak kaum perempuan. Hal ini identik dengan sebagian besar kegemaran para kaum perempuan yaitu shopping sehingga bagi para playgirl, dengan menjadi player maka segala kebutuhan shoppingnya terpenuhi. Tak heran bila kebanyakan kaun playgirl ini menggaet para kaum lelaki bourju untuk dijadikan pacar-pacar mereka.Di samping kebutuhan shopping, kebutuhan makan enak, pulza handphone dan kebutuhan akan barang-barang berharga akan terpenuhi tanpa harus repot-repot menguras kocek pribadi. Sehingga kocek pribadi mereka, dapat mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang bagi mereka lebih urgent seperti membeli perlengkapan make up untuk mempercantik diri agar para korban mereka semakin buta oleh pesona kecantikan yang mereka miliki dan sisanya mereka gunakan untuk heng out bersama teman-temannya dan sebagian lagi mereka simpan sebagai tabungan pribadi. Namun ada juga beberapa playgirl yang berlimpah materi sehingga justru para playgirl tajir ini yang harus menguras kocek untuk kesenangan para korbannya, para kaum lelaki matre tentunya.

Berkebalikan dengan playgirl, umumnya playboy berlimpah materi karena bagi playboy dibutuhkan modal yang besar untuk memelihara korban-korbannya, mulai dari biaya traktir makan, bayarin shopping ampe bayarin ke salon dan beliin hadiah-hadiah buat para korbannya tentunya lebih dari satu orang.

4. Pengalaman asmara di masa lalu yang kurang berkenan
Hal ini terjadi pada kehidupan asmara masa lalu para player, baik playboy maupun playgirl. Umumnya pengalaman pahit yang terjadi, mulai dari dikhianati sang kekasih tercinta hingga dilukai dan ditinggalkan begitu saja oleh sang kekasih demi perempuan atau lelaki lain yang lebih menarik dari pada si player. Dan sakit itu sangat membekas pada hati player sehingga player merasa kehilangan rasa percaya kepada orang lain terutama berkaitan dengan hal asmara. Hingga pada akhirnya si player memutuskan untuk tidak serius dalam menjalin hubungan asmara berikutnya karena trauma disakiti/dilukai.

5. Pengaruh dari lingkungan pergaulan
Dalam ini lingkungan pergaulan dalam artian teman atau sahabat dekat juga punya pengaruh dalam memicu seseorang menjadi player. Bisa jadi teman-teman si Player yang mempengaruhi player untuk menjadi player. Umumnya teman-teman dekat si Player adalah seorang player. Umumnya mereka suka mempamerkan kenikmatan menjadi seorang player kepada si Player, tak hanya sekali dua kali kesempatan, tapi hampir setiap saat sehingga si Player pun lambat laun terpengaruh oleh bujukan teman-teman terdekatnya untuk menjadi player. Namun tak semuanya terjadi demikian, terkadang si Player terpengaruh secara tidak langsung untuk menjadi player karena terlalu sering melihat kenikmatan teman-teman terdekatnya yang menjadi player. Jadi di sini si Player terpengaruh bukan atas bujukan teman-temannya yang menjadi player tapi ia terpengaruh oleh fenomena yang ia lihat dari teman-temannya yang menjadi player.

Perlu diketahui, factor-faktor di atas tidak harus ada secara keseluruhan mengingat setiap player punya kehidupan dengan keadaan yang berbeda - beda pastinya. Sehingga bisa saja seseorang menjadi player hanya karena satu factor penyebab saja.

Oya masih ada satu lagi klasifikasi tentang player. Klasifikasi player berikut ini adalah klasifikasi player menurut waktu.
a. Player Jangka Pendek
Dalam hal ini seseorang menjadi player dalam jangka waktu singkat, setelah itu mereka sadar dan kembali menjadi layaknya manusia biasa. Kebanyakan para player jangka pendek ini adalah mereka yang telah memiliki pasangan namun sedang dilanda permasalahan dengan pasangan seperti pertengkaran yang hebat atau sedang dalam status menggantung alias tidak jelas kabar burungnya. Sehingga mereka memutuskan untuk mencari pelampiasan lain dengan menjadi player guna mendapatkan kasih sebagai pengganti kasih sayang yang sekian waktu tak mereka rasakan dari pasangan mereka. Atau bisa juga terjadi karena mereka sedang berada dalam puncak kejenuhan terhadap pasangan atau sedang dilanda krisis cinta terhadap pasangan sehingga mereka memutuskan menjadi player untuk mendapatkan angin segar yang mampu membuat hati mereka kembali berseri. Namun pada akhirnya mereka sadar di kemudian hari dan memutuskan untuk kembali pada pasangan semula karena mereka sadar bahwa rasa cinta mereka terhadap pasangan sesungguhnya lebih besar dibanding terhadap pelarian mereka. Di samping itu mereka mengakui menjadi player sesaat hanyalah untuk mencari kesenangan sesaat saja dan sekedar coba-coba saja karena sebenarnya mereka memang tidak mempunyai bakat untuk menjadi player.

b. Player Jangka Panjang
Dalam hal ini biasanya mereka yang telah memiliki bakat menjadi seorang player. Umumnya mereka menikmati lakon sebagai player dalam jangka waktu yang relative panjang. Di samping itu mereka juga mempunyai kepiawaian untuk berbicara, mengambil hati, menyembunyikan sesuatu sehingga gerak-gerik mereka tak mudah diketahui oleh para korbannya. Umumnya mereka memiliki paling sedikit dua pasangan, ada juga yang memiliki tiga, empat bahkan lima atau lebih sekaligus. Mereka mempunyai berbagai macam strategi dalam mengatur waktu untuk pasangan-pasangan mereka sehingga pasangan-pasangan mereka tidak menyadari bahwa dirinya adalah korban dari seorang player. Perlu kita ketahui otak player memang kelewat cerdik, hal ini dapat dilihat dari kepiawaian mereka menyembunyikan identitas mereka dalam kurun waktu yang relative tak singkat. Namun pada akhirnya, seperti peribahasa sepintar apapun kita menyembunyikan bangkai, suatu saat pasti akan tercium juga. Kalau sudah demikian maka itulah akhir dari riwayat si Player yaitu ketika identitas mereka sebagai player telah tercium oleh korban-korban mereka.

Nah, sekarang tips untuk kalian para pembaca yang masih jomblo, Jeli-jeli lah dalam mencari dan memilih pacar, selidiki dulu apakah dia player atau bukan dari pada nanti menyesal di kemudian hari. Sedangkan untuk para pembaca yang sudah punya pasangan, perlu hati-hati juga, waspadalah kalau-kalau pasangan anda adalah seorang palyer. Dan bersiaplah untuk menerima kenyataan kalau pasangan anda adalah seorang player. Kalau sudah begitu maka keputusan ada di tangan anda. Sedangkan untuk kalian para pembaca yang ternyata adalah seorang player, waspadalah kalau suatu saat target anda ternyata adalah juga seorang player seperti anda. Kalau sudah begitu, terimalah keadaan tersebut karena mungkin itu balasan / karma bagi anda. Saran gue, sebelum anda melangkah terlalu jauh dan sebelum karma menimpa anda segeralah sadar dan berubah. Cobalah untuk setia pada satu pasangan, sekalipun anda pernah mempunyai pengalaman asmara yang tidak menyenangkan di masa lalu. Yakinlah kalau Tuhan itu maha adil, yakinlah kalau anda bersikap baik maka anda akan mendapatkan pasangan yang baik pula.

SEKIAN

Jumat Siang Bolong nan panas


Jumat siang abis dari kampus ketemuan ma dosen wali gue, yayu sms gue nanyain gue lagi ada dimana, langsung aja gue bales gue lagi ada di buluvard. But melihat suasana bulevard yang ternyata sepi akhirnya gue putusin buat beranjak ke sekre Nebula but ternyata gak jauh beda, gak ada satu pun batang idung yang keliatan, ”pada kemana ya para penghuninya? Batin gue seketika saat itu. Dari pada bengong gue coba nyalain komputer, but apa yang terjadi? CPU nyala tapi monitornya gak mau hidup, gue panik seketika saat itu, apa jangan-jangan komputer sekre, ups lebih tepatnya komputer punya mas akbar yang dititipin di sekre mati lagi kayak dulu?entahlah..Tanpa pikir panjang gue matiin lagi aja komputernya, abis tuh gue langsung cabut ke Payung ( tempat nongkrong anak-anak nebula and anak-anak UPK lainnya terutama para kumpulan anak-anak batak yang letaknya persis di depan UPK centre. Nah berhubung gue hari itu pake sepatu ket, ribet banget, so gue tenteng sepatu gue sambil beranjak keluar ke teras UPK centre cari tempat Pewe (enak) buat duduk terus make sepatu ket gue..Ternyata emang enakan pke sepatu cewek yang peminim dari pada pke sepatu ket, ribet pke iket tali segala.
Nah di saat gue sudah menemukan tempat pewe buat make sepatu, tiba-tiba dari jauh tampak sekelebat sosok yayu menyapa-nyapa, langsung gue bales sapaan tangan sambil kasih kode kalau gue mau make sepatu gue. Selesai gue make sepatu, yayu and pipit dari kejauhan berjalan yang arahnya mau nyamperin gue deh kayaknya, ups bukan kayaknya lagi tapi emang udah pasti. Begitu sosok dua manusia itu ada di hadapan gue, terjadilah dialog singkat,

Yayu : Ayo ken cabut ke perwil (perpustakaan wilayah yang letaknya di jalan sriwijaya)
Gue : Yah bentar yu, gue belum ambil duit neh di ATM.
Yayu : Lah serius lo? Dari tadi lo ngapaen aja?
Gue : Ye lo gak tau seh, dari tadi jam sembilan tuh gue nungguin dosen wali gue. Dan tuh dosen baru datang jam ½ 11, bayangin coba..
Yayu : Ooooo...
Gue : Terus gimana neh sekarang?
Yayu : Ya gimana? Klo lo mau ikut ke perwil ya sekarang.
Gue : Emang mau berapa lama se di perwilnya ntar?
Yayu : Bentar kog mentok setengah jam doank coz gue belum packing neh buat mudik ntar jam satu siang.
Gue : Ehmmm (berpikir)..
Pipit : Gimana ikut gak lo ?
Gue : (masih berpikir dan dengan nada sedikit berat) ya udah deh gue ikut kalian aja.
Yayu : Yakin lo ? terus lo masih punya duit cukup gak ?
Gue : (tangan gue membuka tas terus mengambil dompet and melihat berapa lembarkan duit yang tersisa di dompet gue) Hua..tinggal dua ribu doank neh. Tapi gampang deh ntar abis dari perwil gue ke kampus lagi.
Yayu : Yakin ? ntar lo kelaparan lagi.
Gue : Gak, tenang aja.
Yayu : Ya udah ntar gini aja duit lo dua ribu tuh buat naek angkot dari depan perwil terus lo turun pahlawan terus lo ngambil duit lo deh di atm.
Gue : Ehmm (sambil mempertimbangkan usulan yayu) gampang deh…….

Akhirnya gue, yayu and pipit beranjak menuju perwil. Sepanjang perjalanan kami becanda dan saling meledek sampai akhirnya kami terpusat pada satu topik pembicaraan yang akhirnya menjerumuskan gue pada kesalahpahaman yang rada fatal sampe gue menjatuhkan pada putusan klo gue gak jadi ikutan mereka ke perwil and lebi milih beranjak kembali menuju kampus. Nah di saat gue menyampaikan keputusan gue untuk urung ikut ke mereka dan berbalik arah melangkah kembali menuju kampus, dalam radius kira-kira dua puluh meter mereka berteriak manggil gue sampai akhirnya gue noleh ke arah mereka dan mereka langsung menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya kalau tadi gue salah tangkep ma topik pembicaraan tadi. Huh ternyata yang dimaksud yayu seminggu tuh jangka waktu persewaan VCD / DVD film movie corner dekat kampus gue, sedangkan gue nangkepnya tuh jangka waktu peminjaman buku perwil. Gila aja pikir gue klo jangka waktu peminjaman perwil emang beneran satu minggu, masa minggu depan gue musti balik jumat, ogah banget gue mempercepat jadwal kepulangan gue ke semarang, jatah liburan gue kan satu minggu harusnya, masa gara-gara buku gue harus mempersingkat liburan gue di rumah, hiks…nehi..nehi…
Setelah tau duduk perkara yang sebenarnya, akhirnya gue tetep milih buat jalanin misi awal, datang ke perwil buat pinjem buku ma pipit and yayu. Di tengah perjalanan nan jauh sperti melintas di tengah gurun nan panas (idih lebai gak segitunya kale) mengingat pananya cuaca siang itu, gue and yayu sepakat buat berhenti bentar di Agung Juice buat beli juice pastinya. Setelah juice ada di tangan, kami bertiga beranjak lagi melanjutkan perjalanan panjang nan sedikit melelahkan mengingat ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya kira-kira sepuluh menit kemudian nyampe juga kami bertiga di perwil. Mulailah para kutu buku beraksi di salah satu ruang perwil di lantai satu, menjelajah tiap sudut rak, mencari buku-buku yang yahut buat camilan (ye emangnya kita-kita kutu beneran?ngaco lo). Lima menit, sepuluh menit, lima belas menit, akhirnya dua buku sudah ada di tangan gue, but gue galau mana di antara keduanya yang harus gue pilih..Aduh…bener-bener bingung saat itu serasa di hadepin dua pilihan co idaman yang lagi nguber gue, satunya ibarat jeruk sunkist and satunya ibarat jeruk pontianak, sama-sama nyegerin,hehe….Akhirnya dari pada kecapekan gara-gara lama berdiri galau nentuin satu di antara dua pilihan, gue beranjak menuju meja and kursi yang emang sengaja disediain perwil buat para pengung. Dengan pewe nya, gue duduk, lagi-lagi galau mempertimbangkan satu di antara dua pilihan. Tapi entah kenapa tiba-tiba mood gue ilang, gue ngerasa bete. Dari pada gue bete, gue mainan handphone and sesekali ngeledekin pipit yang waktu itu ada di deket salah satu rak buku deket tempat gue duduk. Di saat gue sedang pewe menyandarkan kepala di meja sambil maenan handphone, tiba-tiba terdengar suara seorang penjaga perwil ngomel-ngomel sendiri gak jelas, mana suaranya kedengaran lumayan keras lagi sampai-sampai para pengunjung perwil pada kaget. Nah yang tambah seru tuh, waktu tuh penjaga bawa tumpukan buku-buku kembalian para pengunjung dan berjalan melangkah menuju rak-rak buku untuk meletakkannya di tempat semula, tuh penjaga dengan emosi meletakkan tumpukan buku itu di depan gue dengan sedikit menimbulkan suara “Brukkk”, otomatis waktu itu gue langsung bangun dari posisi pewe gue. Setelah meletakkan tumpukan buku itu, tuh penjaga melanjutkan prosesi ngomel-ngomel gak jelasnya and meletakkan buku-buku di rak lagi-lagi dengan emosi and terkesan cukup kasar sampai-sampai pipit yang melihatnya mengeningkan kerutnya dan yayu pun kelihatan jadi gak enjoy lagi ketika memilih-milih buku sampai akhirnya kami bertiga sepakat buru-buru cabut dari perwil setelah memantapkan buku-buku yang akan kami pinjem….Perlu diketahui, kami bertiga buru-buru cabut dari perwil bukan karena takut akan adegan emosional sang penjaga perwil tapi karena emang udah jatah waktunya kami bertiga buat cabut.
Begitu kami sampai di pelataran halaman perwil, kami bertiga pun akhirnya sibuk membahas kejadian yang baru terjadi dan kami pun berkesimpulan bahwa tingkat keprofesionalan penjaga itu sangat buruk, harusnya ia bisa menyembunyikan emosinya di hadapan para pengunjung bukannya mengumbar emosi, apalagi seharusnya penjagalah yang mengingatkan kepada para pengunjung untuk menciptakan suasana tenang tapi nyata malah dia yang menciptakan kebisingan dan sedikit mengusik para pengunjung perwil kala itu. Yah meskipun kami tau waktu itu ia memang terlihat sangat kesal dengan rekan kerjanya yang saat itu juga sedang berjaga bersamanya, tapi sekali lagi harusnya ia tetap harus bisa bersikap profesional di hadapan publik.
END

Pacaran Bak Skripsi


Siang itu, gue lagi tiduran di sofa salah satu kamar di Rumah Sakit di kota Solo tercinta, ceritanya gue lagi nungguin bokap gue yang waktu itu lagi rawat inap. Berhubung suasana siang itu sepi and panas banget meski kamar bokap gue ada AC nya, bawaan gue jadi ngantuk melulu. Namun di saat detik-detik gue nyaris ketiduran, tiba-tiba ponsel gue bunyi, dengan kondisi setengah melek setengah ngantuk gue raih ponsel gue yang ada tepat di sebelah gue, maklum tuh ponsel gue bawa mullu kemana-mana. Ternyata sms dari ipitz,

From : Ipitz
Darling, kemarin metanz ku maen
Ke rumah.

Buruan gue bales sms dari tuh anak,
To : Ipitz
Wah..wah udah perkenalan ke camer tho?
Cie..cie…wah berarti dua tahun lagi ada
Yang bakal sebar undangan neh..hehe
Btw gimana respon ortu?

Lima menit kemudian ipitz membalas,
From : Ipitz
Ih darling apaan se, enak aja dua tahun lagi.
Gak mau ah.. Nyokap ane ngledekin mulu,
Katanya metanz ku item, sebel deh.
Gue bales lagi sms nya,

To : ipitz
Hehe, kasihan banget km ling,
Mental km sedang diuji ortumu,
Hehe..yah anggep aja metanz mu
Itu ganteng menurut km, hehe..

Ipitz membalas lag isms gue,
From : Ipitz
Sialan…eh besok jumat bokap ku
Ultah and kata bonyok aku disuruh
Ngajakin sekalian metanz ku…hehe

Yah akhirnya gue gak jadi tidur neh..karena hawa ngantuk yang tadi meliputi gue udah pergi, so gue sms an aja ma neh bocah lagi..

To : Ipitz
Cie..cie udah diACC neh ceritanya
Berarti dua tahun lagi bakal jadi beneran
Neh..wah bab I ma bab II berarti uda lolos
diACC, tinggal bab III ma bab IV nya
ntar, terus bab V nya sebar undangan
deh, suit..suit..asal jangan revisi aja ya
ntar Bab III ma IV nya..hehe..

Ipitz membalas lagi sms gue,
From Ipitz :
Ye emangnya apaan, sebel deh..
Btw dah dulu ya ber, aku mau
Belajar..CU

Yah dasar ipitz, giliran ngantuk gue udah ilang lo malah udahin sms nya.. Berhubung gue udah gak ngantuk and gak ada kerjain, gue bacain lagi berita terkirim and pesan masuk di posel gue, hehe, gue baru sadar lucu juga ternyata sms gue tadi ke Ipitz yang ngibaratin pacaran tuh kayak pengajuan skripsi ke dosen pembimbing aja..Tapi gue pikir-pikir lagi emang pacaran tuh sebenarnya kayak pengajuan skripsi gitu (pacaran disini pacaran yang sudah dalam tingkat serius yang ingin bertahan sampai ke jenjang perkawinan). Selain emang kecocokan kan yang dibutuhkan dalam menginjak jenjang perkawinan juga restu dari orangtua. Pengibaratannya disini, kita mahasiswanya yang bakalan ngajuin calon pendamping kita ke orangtua, calon pendamping dan segala proses pacaran kita disini diibaratin dengan skripsi, sedang ortu kita tuh adalah dosen pembimbing, yang bakal ngasih keputusan atas tiap bab yang bakal kita ajuin dan membimbing kita untuk membuat skripsi dengan hasil yang lebih baik. So proses-proses yang berkaitan dengan pengajuan calon mantu and rencana marriage ini gue identik in sama halnya dengan pengajuan skripsi, mulai dari proses-prosesnya ampe bab-bab di dalamnnya.
Bab-bab disini antara lain,

BAB I PENDAHULUAN
Dalam artian, kita memperkenalkan calon pendamping kita ke orang tua kita. Bagaimana respon orangtua kita terhadap calon mantunya, itu bergantung penilaian dari orangtua kita. Dalam hal ini biasanya ada rasa deg-deg an dan was-was pada diri calon pendamping kita, ketakutan mereka adalah kalau ternyata respon orangtua kita yang negatif, tidak mau menerima kehadiran sang calon mantu di dalam kehidupan keluarganya alias sang orangtua kita gak mau ACC calon pendamping kita sebagai calon menantunya kelak..OH My GOD gak kebayang betapa sedihnya kita and calon pendamping kita, belum apa-apa udah ditolak buat masuk jadi daftar calon mantu. Nah untuk mengantispasi hal itu terjadi, tunjukkan kesan pertama yang menyenangkan di hadapan calon mertua kita dan pinter-pinterlah mengambil hatinya. Semoga saja dengan begitu bakal mengantongi ACC dari sang calon mertua.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka disini dalam artian proses kelanjutan setelah perkenalan. Biasanya ditandai dengan perkenalan lebih mendalam antara calon mertua dengan calon menantunya. Dimana calon mertua dan calon menantu mencoba mendalami karakter masing-masing. Disini yang mempunyai peranan penting adalah kita. Mengapa ? karena kita disini berperan sebagai jembatan penghubung antara pasangan kita dengan orangtua kita. Jadi pinter-pinter kita bagaimana mendeskripsikan lebih dalam pasangan kita kepada orang tua kita dan sebaliknya agar orangtua kita disini lebih yakin dan bersedia meloloskan pasangan kita untuk menuju ke Bab selanjutnya. Di samping itu, dalam bab ini sangat penting bagi kita untuk memaparkan kepada orangtua kita alasan-alasan mengapa kita yakin memilih pasangan kita untuk menuju ke tingkat keseriusan yang lebih mendalam.

BAB III PEMBAHASAN
Setelah bab II mendapat ACC dari orangtua kita, baru selanjutnya kita melangkah menuju bab yang paling urgent dalam hal ini, dimana dalam bab ini diperlukan konsentrasi penuh bagi kita. Karena bab ini merupakan bab terberat, dimana kita harus benar-benar mengerahkan tenaga dan pantang putus asa.
Dilihat dari beberapa pengalaman orang-orang yang pernah menjalaninya, kebanyakan mereka mengalami stres berat dan tingkat kejenuhan hingga nyaris putus asa ketika harus berada dalam bab ini.
Dalam artian disini bab ini adalah proses dimana kita harus benar-benar meyakinkan orangtua kita mengenai tingkat keseriusan hubungan kita dengan pasangan untuk melangkah menuju jenjang pernikahan. Biasanya disini, orangtua sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan sehingga tak mudah untuk memberikan ACC begitu saja. Karena bagi mereka, untuk melangkah ke jenjang perkawinan diperlukan berbagai pertimbangan dan persiapan yang mapan. Di samping melihat kesiapan batin anaknya dan pasangannya, orangtua juga akan menilai kemampuan materiil anaknya untuk menjalani kehidupan rumah tangga. Karena, bagi orangtua, kesiapan materiil juga diperlukan untuk pasangan yang akan melangkah ke jenjang perkawinan. Mereka tidak mau melihat anaknya menderita kemudian hanya karena kurang kesiapan materi.
Sehingga, saran bagi mereka yang sudah berada dalam bab ini, siapkan segalanya dengan matang. Pastinya kalian tidak mau kan hanya karen alasan materi, tidak mendapat restu untuk melangkah menuju jenjang perkawinan, padahal kita sudah begitu yakin kalau pasangan kita adalah jodoh buat kita.

BAB IV PENUTUP
Berlega hatilah, bagi kalian yang telah sukses melewati tahap tersulit, bab III sehingga dapat dengan selamat melangkah ke bab ini.
Tak berbeda jauh dengan para mahasiswa yang mengajukan skripsi mereka yang akan merasa tenang ketika telah berada di bab ini dan meloloskan bab III yang cukup berat, Kita pun juga akan merasakan bahagia yang tak dapat dilukiskan karena kita telah lega mendapat restu sepenuhnya dari orangtua untuk melangkah menuju jenjang perkawinan yang sangat kita idamkan bersama pasangan kita.
Dalam bab ini biasanya ditandai dengan penyebar luasan undangan perkawinan yang menyimpulkan akan dlangsungkannya perkawinan antara kita bersama pasangan kita.. OH..betapa bahagianya pasti..

SELAMAT BAGI ANDA YANG TELAH BERHASIL MELEWATI SELURUH TAHAPAN BAK SKRIPSI INI..DAN BAGI ANDA YANG TERNYATA HARUS MENJALANI REVISI (revisi disini dalam artian kita diperbolehkan menuju jenjang pernikahan dengan syarat) JANGAN PUTUS ASA KARENA YANG PENTING PADA AKHIRNYA ANDA DAPAT LULUS…hehehe…